Besaran availabilty dapat mengacu pada penetapan
tingkat “business critically” yang sudah disepakati dan ditetapkan oleh
user/perusahaan. Business critically akan membedakan tingkat prioritas layanan
sesuai dengan tingkat urgency:
·
Low
·
Medium
·
High
Semakin tinggi tingkat
business critically-nya maka akan semakin tinggi pula tingkat prioritas layanan
yang harus diberikan oleh provider IT. Kita bisa memberikan besaran itu baik
dari sisi layanan, infrastruktur maupun aplikasi yang digunakan dalam suatu
perusahaan
Berikut contoh besaran availability berdasarkan
layanan yang dilakukan oleh provider IT ke suatu perusahaan telekomunikasi:
No
|
Scope of Services
|
Business Critically
1-Low
2-Medium
3-High
|
1
|
End User Services (Helpdesk, Desk side
support)
|
1
|
2
|
Data Center and
Infrastructure Management
|
3
|
3
|
Disaster Recovery
|
2
|
4
|
Infrastructure and Application Support/
Availability
|
3
|
5
|
Application Operations
|
3
|
6
|
Application Development
|
2
|
7
|
New Projects/Transformation
|
1
|
8
|
Network
(LAN/WAN), Security
|
2
|
9
|
Voice Network
|
1
|
Berikut contoh besaran availability berdasarkan
infrastruktur-nya:
No.
|
System
|
Business Critically:
1-Low
2-Medium
3-High
|
1
|
Databases
|
3
|
2
|
Operating Systems
|
3
|
3
|
Virtual Machines
|
2
|
4
|
Servers
|
3
|
5
|
Storage Area Network
|
2
|
6
|
Data Network & Security
|
3
|
7
|
Datacenter
|
2
|
8
|
Backup
|
1
|
Berikut contoh besaran availability berdasarkan
aplikasi-nya:
No.
|
Systems/Applications
|
Business Critically:
1-Low
2-Medium
3-High
|
1
|
Enterprise Support Systems
|
3
|
2
|
IT (Operations Support Systems)
|
2
|
3
|
Business Support Systems (BSS)
|
3
|
4
|
Service Provision Network (SPN)
|
3
|
Kombinasi kriteria di atas (layanan, infra dan aplikasi) bisa dijadikan
sebagai “base-line” untuk penetapan besar availability yang lebih detail, misal
dengan memetakan satu per-satu system/aplikasi yang ada dan menetapkan bobot
critically-nya.
No comments:
Post a Comment